Minggu, Agustus 24, 2008

TORCH (Toxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan virus Herpes)

PENTINGNYA PEMERIKSAAN TORCH BAGI IBU HAMIL

Apakah pemeriksaan TORCH itu ?

Pemeriksaan
TORCH adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi TORCH, yang disebabkan oleh parasit TOxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan virus Herpes.

Cara mengetahui infeksi TORCH adalah dengan mendeteksi adanya antibodi dalam darah pasien, yaitu dengan pemeriksaan :

  • Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG
    (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
  • Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG
    (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
  • Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG
    (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
  • Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG
    (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)

Infeksi toksoplasma dan CMV dapat dapat bersifat laten tetapi yang berbahaya adalah infeksi primer (infeksi yang baru pertama terjadi di saat kehamilan, terutama pada trimester pertama). Jadi, bila hasil pemeriksaan (yang dilakukan saat hamil) positif maka perlu dilihat lebih lanjut apakah infeksi baru terjadi atau telah lama berlangsung. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan :

  • Aviditas Anti-Toxoplasma IgG
  • Aviditas Anti-CMV IgG

Mengapa Ibu Hamil Perlu Melakukan Pemeriksaan TORCH ?

Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, dan dapat juga menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya. Kelainan yang muncul dapat bersifat ringan atau berat, kadang-kadang baru timbul gejala setelah remaja.

Kelainan yang muncul dapat berupa :

  • kerusakan mata (radang mata)
  • kerusakan telinga (tuli)
  • kerusakan jantung
  • gangguan pertumbuhan
  • gangguan saraf pusat
  • kerusakan otak (radang otak)
  • keterbelakangan mental
  • pembesaran hati dan limpa

Pada umumnya, infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil tidak bergejala sehingga untuk mendiagnosis adanya infeksi TORCH diperlukan pemeriksaan laboratorium

Siapa & kapan perlu melakukan pemeriksaan TORCH ?

· Wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil

· Wanita yang baru/sedang hamil bila hasil sebelumnya negatif atau belum diperiksa, idealnya dipantau setiap 3 bulan sekali

· Bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi pada saat hamil

PANEL TORCH

· Anti-Toxoplasma IgM

· Anti-Toxoplasma IgG

· Anti-Rubella IgM

· Anti-Rubella IgG

· Anti-CMV IgM

· Anti-CMV IgG

· Anti HSV2 IgM

· Anti HSV2 IgG

Bayi yang lahir sehat tanpa cacat merupakan idaman semua ibu hamil. Karena itu, ibu hamil harus merawat kehamilannya sejak dini dengan memeriksakan diri secara teratur ke dokter, menjaga kebersihan dan mengkonsumsi makanan bergizi. Disamping itu, melakukan pemeriksaan laboratorium sebelum dan selama kehamilan juga sangat penting.

Apa Arti Hasil Tes TORCH & Pap Smear

Jumat, 30 Mei 2008 08:34

Array Cetak Array PDF

telpon : 021 xxxxxxxx (ruri)

assalamualaikum, saya br menikah beberapa bulan & merencanakan kehamilan,saya mohon bantuan penjelasan ibu/bapak dokter, hasil tes TORCH & papsmear saya sbb :

serologi

Anti toxo IgM (-)0.10 ;rujukan (-)

toxo IgG (+)54 ;rujukan (-) (IU/ml)

Anti Rubella IgM (Elfa) (-)0.18 ;rujukan (-)

Rubella IgG (ELFA) (+)121 ;rujukan (-)

Anti CMV IgM (-)0.30 ;rujukan (-)

CMV IgG (+)34 ;rujukan (-) (AU/ml)

Anti HSV2 IgM borderline (0.84) ;rujukan (-) -->disarankan u/ priksa lagi 1 minggu kemudian

HSV2 IgG (-)0.18 ;rujukan (-)

yang ingin saya tanyakan,

apakah di masa lampu/sekarang saya pernah terinfeksi Dok? terutama hasil HSV2 IgM?

Jawaban:

Wa’alaikum salam wr.wb.

Terimakasih Ruri atas pertanyaannya.

Saya akan mencoba menjawab sesuai pertanyaan, namun ada baiknya Ruri tetap control dan mengkonsultasikan hal ini kepada dokter pribadi Ruri sehingga terapi lebih optimal.

Dari hasil lab yang Ruri sampaikan, ada beberapa hal yang penting.

Pertama, hasil pemeriksaan dari tiap-tiap lab memiliki angka range normal masing-masing. Jadi umumnya dokter akan memakai acuan range normal yang tertera di hasil lab.

Pemeriksaan lab antibody (anti serum) menggambarkan antibody apa saja yang tubuh sudah hasilkan semasa hidupnya, jadi dapat mencerminkan riwayat tubuh terhadap paparan dengan mikroorganisme penyebab penyakit. Karena ketika tubuh terpapar dengan mikroorganisme peyakit, ia tidak selalu sakit, tergantung pada ketahanan daya tahan tubuh (antibody).

Serum anti IgG menunjukkan bahwa seseorang pernah terinfeksi atau terpapar dengan antigen (penyakit, kuman, virus) dimasa lampau, sedangkan serum anti IgM menunjukkan bahwa reaksi antibody terjadi dimasa kini (dalam beberapa bulan terakhir), itulah yang menjadi petunjuk bagi dokter dalam mencari infeksi yang tidak menyebabkan orang sakit.

Oleh sebab itu dari hasil lab Ruri menunjukkan bahwa Ruri pernah terpapar dengan parasit toxoplasma, rubella (penyebab demam, campak) dan cytomegalovirus di masa lampau. Serta adanya kemungkinan terpapar juga dengan Virus Herpes Simpleks dimasa kini (hasil IgM borderline 0,84), namun sekali lagi walaupun hasilnya diluar normal, tetapi range tiap lab berbeda-beda. Terkadang ada kesalahan human error dalam pengerjaannya maupun interpretasi hasil. Oleh sebab itu, petugas lab pun menyarankan agar dilakukan pemeriksaan ulang seminggu kemudian.

Yang penting pada pemeriksaan ini adalah penyebab paparan. CMV dan HSV adalah virus yang menular melalui hubungan kelamin, umumnya terjadi pada mereka yang berganti-ganti pasangan. Oleh sebab itu, dokter pun dalam mengambil analisis hasil lab selalu disertai dengan pemeriksaan lainnya lewat wawancara baik gaya hidup pasien dan pemeriksaan fisik.

Dan keempat jenis pemeriksaan diatas adalah penyakit-penyakit yang terkadang tidak menimbulkan gejala namun bila menginfeksi wanita hamil dapat menyebabkan kelainan genetic dan tidak normalnya anatomi janin yang dikandungnya sehingga janin tidak sempurna atau terlahir dengan cacat bawaan berat.

apakah dengan kondisi diatas, saya aman untuk hamil, atau harus terapi dulu?

Sekali lagi, saran saya konsultasikan hal ini dengan dokter pribadi Anda, dan bila diindikasikan terapi, sebaiknya Anda menjalani terapi dahulu sebelum merencanakan kehamilan. Ingat, apapun hasilnya, konsultasikan juga hal ini dengan suami Anda, dengan doa dan ikhtiar bersama, insya ALLAH semua penyakit ada obatnya.

Sitologi serviks berbasis cairan

Proses sampel : berbasis cairan

diagnosis deskriptif : sediaan endocervical menunjukkan sel epitel superfisial, sel intermidier, kelompok dan lipatan cukup banyak, banyak sel lekosit, PMN, sel histiosit, sel parabasal, sel metaplastik dan spora jamur (tidak tampak sel ganas).

yang ingin saya tanyakan, apakah arti diagnosis diatas, normalkah /perlu pengobatan walau tidak tampak sel ganas? spora/jamur berbahaya ato tidak?

(mohon jawaban bisa dikirim ke email saya)

terimakasih banyak

Hasil lab diatas menunjukkan hasil pemeriksaan Pap smear. Sebaiknya dilakukan oleh wanita yang reproduksi aktif (menikah) setiap 6 bulan sekali.

Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker serviks (mulut rahim) yang umumnya terjadi akibat adanya infeksi HPV (Human Papillloma Virus). HPV ini ditularkan malalui hubungan kelamin. Dan wanita yang memiliki partner yang sering berganti-ganti pasangan ataupun belum dikhitan (sunat/sirkumsisi) memiliki risiko tinggi terinfeksi HPV .

Hasil papsmear Ruri diatas menunjukkan gambaran sel-sel yang terdapat pada vagina dan serviks pada masa dengan kadar hormon estrogen tinggi dan awal kenaikan hormon progesteron. Sesuai dengan siklus beberapa waktu setelah haid. Juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda keganasan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang setiap 6 bulan. Namun dari hasil tersebut menggambarkan terdapatnya tanda peradangan. Peradangan dalam serviks dapat disebabkan beberapa hal, seperti trauma fisik (hubungan seksual, pemasangan IUD/spiral) atau juga karena infeksi (bakteri, jamur, atau parasit). Umumnya pasien akan mengeluh sering keputihan. Tetapi yang perlu diingat, dalam vagina dan serviks seorang wanita normal terdapat beberapa mikroorganisme yang berfungsi mengatur kelembaban dan PH. Berbahaya bila mikroorganisme tersebut berlebihan. Ciri cirinya pasien akan mengeluh keputihan yang normalnya bening dan tidak berbau, kali ini menjadi terasa gatal, berwarna (coklat, kuning, hijau) dan berbau (amis).

Jadi bila Ruri mengalami gejala tersebut diatas sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan ataupun dokter kulit kelamin agar mendapatkan terapi intensif.

Konsultasi kesehatan serupa juga bisa dilihat di Hasil Tes Toxoplasma

Demikian jawaban dari saya, semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Torch, Avidity & Kehamilan

Minggu, 08 Juni 2008 09:01

Array Cetak Array PDF

Dokter, saya melakukan test TORCH tgl. 04-05-2005 di Prodia Solo.
Adapun hasil yg didapat :
# Anti Toxo-IgG Avidity : High Avidity ( 0.557 ) : Nilai rujukan (-)
# Anti Toxoplasma IgM : Negatif ( 0.03 ) : Nilai rujukan : (-)
# Anti Toxoplasma IgG : Positif ( 329 ) : Nilai rujukan (-)
# Anti Rubella IgM : Negatif ( 0.09 ) : Nilai
rujukan (-)
# Anti Rubella IgG : Positif ( 193) : Nilai
rujukan (-)
# Anti CMV IgM : Negatif ( 0.11 ) : Nilai
rujukan (-)
# Anti CMV IgG : Negatif ( 87 ) : Nilai
rujukan (-)
# Anti CMV IgG Avidity : indeks ( 0.95 ) : Nilai rujukan (-)
# Anti HSV2 IgM : Negatif ( 0.31 ) : Nilai
rujukan (-)
# Anti HSV2 IgG : Negatif ( 0.28 ) : Nilai rujukan (-)

Mnrt hasil di atas, saya pernah terkena Toxoplasma tetapi lampau (IgG = 329) berarti saya sudah mempunyai antibodinya.
Yang ingin saya tanyakan :
1. Apakah antibodi yg > 300 bisa berdampak buruk terhadap kehamilan?
2. Apabila hamil apakah saya bisa kena TORCH lagi ?
3. Avidity toxo-IgG = high avidity. Apa maksudnya ?
4. Saya pernah membaca hasil konsultasi di internet bhw IgM harus - , tetapi mengapa di hasil test saya hasilnya 0,XX tapi dinyatakan negatif ? Apakah itu harus diobati? karena semua hasil IgM tidak – ( 0,03 s/d 0.31 ) Kalau TIDAK DIOBATI apakah pengaruhnya pada janin kalo saya hamil ?

Maaf bila per
tanyaan banyak. Mohon saran dan penjelasannya. Terima kasih.
-Erna-

Jawaban:
1. Dari data yang Erna berikan mengenai toksoplasma, terdapat IgM yang negative, tetapi IgG positif (329). Ini menunjukkan bahwa infeksi toksoplasma yang ada pada Erna bukanlah suatu infeksi baru, tetapi infeksi di masa lampau. Tetapi infeksi di masa lampau ini bisa mengalami reaktivasi/ aktif kembali. Cara untuk mengetahui apakah infeksi ini merupakan reaktivasi atau tidak, maka Erna harus melakukan test ulang 3 minggu setelah test pertama. Jika IgG mengalami peningkatan 4x lipat maka berarti telah terjadi reaktivasi dan perlu mendapatkan pengobatan
2. Bisa
3. Dengan memeriksa IgG avidity, kita bisa mengetahui kapan infeksi toksoplasma itu terjadi. Jika avidity IgG tinggi (>0,3) maka berarti infeksi itu terjadi sebelum kehamilan, sedangkan jika IgG avidity rendah (<0,3) maka infeksi toksoplasma terjadi selama masa kehamilan
4. IgM secara kualitatif nilai normalnya memang harus negatif, tetapi secara kuantitatif ada nilai tersendiri yang masih bisa kita golongkan negatif. Misalnya saja untuk IgM toxoplasma, masih digolongkan negatif apabila < 0,55. Jadi untuk kasus Mbak Erna rasanya belum perlu mendapatkan pengobatan.
Demikian jawaban saya. Semoga jawaban yang saya berikan dapat menjawab pertanyaan Saudara. Jika kurang jelas atau masih ada pertanyaan lain dapat menghubungi kami kembali.

Hasil Tes Toxoplasma

Minggu, 08 Juni 2008 09:02

Array Cetak Array PDF

begini dok.. istri saya baru saja jalani test tokso dengan hasil:

-Jenis Pemeriksaan : Toksoplasma IgG
Hasil : 57
Satuan : IU/ml
Keterangan : Negatif <>

-Jenis Pemeriksaan : Toksoplasma IgM
Hasil : -/Negatif
Satuan : Indeks
Keterangan : Negatif <>

yang ingin saya tanyakan apakah maksud dr hasil tersebut dan tindakan
apa yg harus saya ambil??
kalo tidak keberatan balasannya email ke saya :

terimakasih
-Erie-


Jawaban:
Bapak Erie yth,

Toxoplasma gondii merupakan parasit yang dapat menginfeksi sebagian besar mamalia termasuk manusia. Parasit ini ditularkan melalui daging yang dimasak setengah matang atau mentah atau melalui kontak dengan kotoran hewan (kucing, anjing, kambing, domba, babi, dan lain-lain) yang terinfeksi.

Infeksi pada orang dewasa pada umumnya tidak menyebabkan gejala apapun (hanya sekitar 10 -20 % kasus yang menunjukkan gejala). Gejala yang muncul pun tidak khas, dapat berupa demam, sakit kepala, cepat lelah dan kadang radang paru-paru atau jantung.

Namun bila seorang ibu hamil terkena infeksi primer (baru), maka ada kemungkinan 40% bayi yang dikandungnya terinfeksi juga. Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus atau lahir mati, sedangkan infeksi pada kehamilan lebih lanjut atau menjelang kelahiran dapat berakibat bayi lahir prematur atau lahir cukup bulan dengan gejala toxoplamosis kongenital atau bayi dilahirkan normal dan gejala toxoplasmosis baru timbul beberapa minggu atau beberapa bulan/tahun setelah kelahiran. Bayi yang terinfeksi akan menunjukkan gejala chorioretinitis (infeksi pada selaput jala mata), hidrosefalus (kepala yang membesar karena adanya gangguan cairan otak), mikrosefali (kepala yang kecil), pengapuran otak dan gangguan psikomotor.

Bila ibu terinfeksi 6 bulan atau lebih sebelum hamil, maka tidak ada resiko bagi janin yang dikandungnya. Sementara bila kurang dari 6 bulan, insidens terjadinya penularan infeksi melalui plasenta meningkat. Dalam kehamilan, jika ibu terinfeksi pada trimester pertama maka insidens infeksi melalui plasenta paling rendah (15%) tetapi penyakit yang ditimbulkannya paling berat. Jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga, maka maka insidens infeksi melalui plasenta paling tinggi (65%) tetapi biasanya bayi yang lahir tidak menunnjukkan gejala.

Mengingat efek infeksi yang demikian serius dapat terjadi pada janin dan bayi yang ditularkan melalui infeksi pada ibu hamil maka sebagian dokter melakukan pemeriksaan secara rutin untuk ibu-ibu yang merencanakan kehamilan, sementara sebagian lain melakukan hal tersebut bila ada indikasi, misalnya pada perempuan dengan infeksi HIV dimana kekebalan tubuh melemah.

Untuk menegakkan diagnosis infeksi toxoplasma ini dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, mengingat penyakit ini sering tidak menimbulkan gejala pada orang dewasa atau gejala yang ditimbulkan pun tidak khas. Tes IgG dan IgM merupakan contoh tes serologi yang sering digunakan. Tes serologi lain meliputi dyes tes, tes aglutinasi, IFA, dan CF. Selain serologi dapat pula dilakukan inokulasi pada hewan dan tes PCR dengan mendeteksi adanya DNA tokso pada cairan atau jaringan tubuh.

Adanya antibodi IgG terhadap Toxoplasma gondii mengindikasikan adanya infeksi organisme ini pada masa lampau. Sementara IgM menunjukkan adanya infeksi baru oleh parasit ini.

IgG pada fase awal infeksi tidak akan terdeteksi IgG baru dapat terdeteksi setelah satu – dua minggu setelah infeksi. Puncaknya akan dicapai pada 6 – 9 minggu dan kemudian akan menurun secara bertahap dalam waktu bulanan atau bahkan tahunan. Nilainya sendiri tidak berhubungan dengan parahnya penyakit.

Sementara itu pada infeksi parasit ini, antibodi IgM akan segera terdeteksi. Nilai IgM akan mencapai puncak dalam satu sampai dua bulan setelah infeksi. Biasanya akan menghilang setelah beberapa minggu dan paling lama dapat ditemukan dalam 2 tahun.

Menjawab pertanyaan Bapak, hasil tes dengan IgG positif dan IgM negatif maksudnya istri Bapak pernah mengalami infeksi lebih dari satu tahun sebelum diperiksa. Di Indonesia sebagian besar perempuan yang diperiksa memiliki IgG positif. Hal ini tidak membahayakan bagi ibu maupun janin. Karena itu tidak memerlukan pengobatan atau tindakan khusus.

Untuk Konsultasi Kesehatan ini, kami hanya menyampaikan jawaban melalui website MER-C atau melalui telepon untuk kasus yang kami anggap urgent/emergency.
Sering-seringlah untuk mengecek jawaban berdasarkan tema di http://www.mer-c.org/mc/ina/general/konsultasi.htm atau berdasarkan urutan waktu tampil di http://www.mer-c.org/mc/ina/general/konsultasi_waktu_tampil.htm
Demikian jawaban saya. Semoga dapat menambah wawasan Bapak. Terima kasih atas pertanyaannya.

4 komentar:

Rumah Herba FANELIA mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Saya Devi, Mo tanya Dok..... skrng saya sedang hamil 8 minggu. tapi sekitar 3 minggu lalu saya tes TORCH hasilnya sbb :
Anti Toxo IgG : -
Anti Toxo IgM : -
Anti Rubella IgG : + (kons : 313)
Anti Rubella IgM : -
Anti CMV IgG : + (kons : 32)
Anti CMV IgM : -

yg ingin saya tanyakan apakah IgG Rubella & IgG CMV yg positif tsb dpt mempengaruhi janin yg saya kandung. misalnya bisa menyebabkan keguguran atau kecacatan jika bayinya lahir?
sebelumnya saya juga pernah hamil tetapi diusia kandungan 24 minggu janin sya gk berkembang & meninggal.
Trim's

Linda mengatakan...

Saya linda,, pada bulan april 2016 anak sya meninggal, karena depresi berat akhirx sy terinveksi virus herpes simplek pada mulut dikarenakan daya tahan tubuh yang lemah,, dokter memberikan acyclovir dan sembuh, pada bulan juni sy positif hamil dan melahirkan seccar, setelah melahirkan dalam 24 jam anak sya kuning karena produksi asi yang kurang,, apakah mungkin anak sya telah terinveksi? Dalam sebulan kuning pada mata dan kulit hilang, anak sy berikan asi eksklusif, sekarang anak saya tumbuh sehat dan kenaikan berat badanx signifikan,, tpi yg membuat sy cemas, kembung pada bayi ,rewel, menangis sulit ditenangkan..produksi liur meningkat, gerak motorik aktif, sering menggaruk kepala,kepala sering mendongak kebelakang dan suka melihat kesatu sisi,, sy baru ingat klo pernah terinveksi herpes dlam beberapa hari ini, hari senin bsok rencana mau sy adakan tes lab.. Oy dari pemaparan dy d atas kira2 anak saya kenapa ya? Mohon jawabanx maksh

Unknown mengatakan...

Dok.2 bulan yg lalu istri sya melakukan cek torch, dgn hasil sbb:
-anti toxoplasma igg (elfa) positif 148 iu/ml
-anti toxoplasma igm (elfa) negatif tv 0,06
-anti rubella igg (elfa) positif 49 iu/ml
-anti rubella igm (eclia) negatif indeks 0,350
-anti cmv igg (elfa) positif 23 au/ml
-anti cmv igm (eclia) nonreaktif indeks 0,288
-anti hsv II igg (elisa) non reaktif indeks 0,20
-anti hsv II igm (elisa) non reaktif indeks 0,32

Yg ingin sy tanyakan,dari hasil tersebut yg positif ada 3,kira2 hasilnya itu tinggi semua tidak dok. Trimakasih,sya tunggu jawabannya